Aku berkelana di atas jalan dunia. Melewati lembah, sungai, gunung, dan di atas awan ku terbang. Kemudian jatuh ke dasar laut yang sangat dalam, hingga aku terlupakan oleh semua yang ku kenal.
Dingin.. Begitu dingin, sendirian di antara bongkahan gunung es di dasar laut. Bertemu ribuan fosil ikan dan karang yang sudah membeku. Apakah aku akan jadi seperti mereka? Atau melewati semua ini dan kembali memulai dari awal?
Ah..
Aku tidak tahu..
Kemudia akupun ikut membeku seperti mereka. Yang bisa kugerakan hanyalah bola mataku yang indah, mungkin hanya ia yang tidak membeku, karena mata tak akan pernah berbohong. Lalu ia pun mengeluarkan setetes air mata yang sangat murni dan memecahkan kutukan dingin ini.
Aku pun berenang kepermukaan. Melewati Berbagai benua dan samudra. Lelah.. Jiwa dan raga mulai melemah, saat itu sang kegelapan hati mulai berkata agar aku berhenti sampai sini, terkubur mati di tengah lautan dan kemudian menghilang.
Terjatuh.. Sekali lagi aku terjatuh. Kedalam lautan yang sangat dalam, terhempar di antara batuan karang. Sakit pikirku, pikiranku mulai sakit. Aku berteriak dan mulai menangis hingga tak ada ikan yang mendekat, mereka semua menjauh.
Kemudia aku tertidur. Apa ini akhir hidupku? Mati ditengah laut yang tak berpenghuni dan terlupakan begitu saja? Lalu aku tak sadarkan diri.
Tapi hati kecilku terus dan terus menyemangati diriku, agar aku tak larut dalam kesedihan dan mati terlupakan. Ia terus berontak agar aku harus menuju permukaan dan berenang hingga menemukan sebuah pulau, yang bisa untuk aku tinggali dan memulai segalanya dari awal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar