Rabu, 24 April 2013

Jebakan Kehidupan




       Young dan Klosko (1993), dua orang Cognitive Therapist dari Amerika, berdasarkan pengalaman praktik terapinya, berhasil mengidentifikasi "Jebakan Kehidupan" yang sering mengganggu kehidupan seseorang. Jebakan itu adalah:

Abandonment
Merupakan jebakan kehidupan yang disesabkan oleh kurang rasa aman di dalam keluarga sewaktu kecil. Kehilangan orang yang dicintai, baik itu karena meninggal, pergi dari rumah, atau sering tidak ada di rumah adalah beberapa situasi yang menyebabkan seseorang merasa ditinggalkan atau dibuang. Orang tua yang lebih sibuk dengan pekerjaan, hobi atau perceraian yang mengakibatkan hilangnya keberadaan salah satu dari orang tua, menyebabkan seseorang dengan jebakan kehidupan abandonment cenderung mempunyai kehidupan yang penuh dengan peristiwa dibuang. Perasaan tidak aman dan tidak berharga selalu melingkupi seseorang dengan jebakan abandonment ini. Perilaku yang sering muncul saat dewasa adalah selalu mencari teman, selalu berusaha menunjukkan sikap baik pada orang lain meski orang lain itu telah bertindak buruk pada dirinya, dan yang paling tidak bagus adalah selalu memposisiskan dirinya pada posisi dibuang, tidak penting, atau tidak berarti. Seseorang dengan jebakan abandonment parah justru bisa semakin cinta ketika pasangan hidupnya melakukan petualangan cinta. Dia selalu memaafkan orang yang meninggalkan dirinya.

Mistrust dan Abuse
Merupakan jebakan kehidupan yang juga berkaitan dengan rasa aman dalam keluarga. Terlalu seringnya dibohongi atau dilecehkan semasa kecil menyebabkan seseorang tumbuh dengan rasa curiga, was-was, dan ketakutan yang luar biasa. Dalam pikiran seseorang dengan jebakan kehidupan jenis ini, orang lain selalu tidak bisa dipercayai karena selalu ingin menyakiti, menipu, atau mengambil keuntungan dari dirinya. Selalu berasumsi buruk terhadap orang lain adalah ciri khas seseorang dengan jebakan kahidupan jenis ini.

Dependence
Adalah jebakan kehidupan yang menyebabkan seseorang selalu merasa harus tergantung pada orang lain. Mengambil kaputusan dan bertindak mandiri adalah dua hal yang paling susah dia lakukan dalam hidupnya. Selalu minta pertimbangan orang lain atau bahkan mengikuti saja apa yang orang lain putuskan atau pikirkan adalah ciri khas seseorang dengan jebakan tipe ini. Selalu ragu-ragu, bingung, dan panik kalau harus membuat keputusan adalah penampakan luar dari orang tersebut. Jebakan ini umumnya terjadi karena di masa kecil orang tersebut selalu di bawah "ketiak" orang tua. Semua keputusan (bahkan untuk hal kecil seperti memilih warna baju) selalu harus atau persetujuan orang tua atau orang yang lebih tua. Orang tua yang overprotective dan otoriter adalah penyebab utama jebakan kehidupan dependence ini.

Vulnerability
Atau dapat disebut rasa rapuh yang berlebihan akan menyebabkan seseorang merasa hidup di dunia yang penuh dengan masalah, ancaman, perang, bencana, dan penyakit. Seseorang dengan jebakan kehidupan semacam ini selalu ragu untuk keluar dari zona nyamannya. Ke luar rumah atau pergi ke luar kota bisa sangat menakutkan, karena dia merasa seolah-olah seluruh dunia akan menghancurkannya. Dia merasa seluruh pencopet akan mencopet uangnya atau seluruh penyakit akan menyerang badanya. Sedikit rasa sakit pada tubuh tertentu bisa menyebabkan orang ini tidak tidur semalaman (atau bahkan berhari-hari) karena dia khawatir ini adalah tanda-tanda awal sebuah penyakit besar. Dia juga bahkan selalu was-was akan kondisi keuangannya, akan gempa bumi yang bisa muncul setiap detiknya, ataupun akan munculnya seseorang yang sangat jahat saat seseorang mengetuk pintu rumahnya. Dunia adalah tempat yang penuh masalah, jebakan, dan tidak aman. Begitulah kira-kira keyakinan yang bersarang dalam diri seseorang dengan jebakan kehidupan vulnerability ini. Orang tua yang overprotective adalah penyebab utama jebakan kehidupan ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar